Dari Abu Hurairah radiyallhu’anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

"Seseorang berkunjung ke tempat saudaranya yang berada di desa lain, kemudian Allah subhanahu wata’ala mengutus malaikat untuk menghadangnya di tengah jalannya ke sana, setelah malaikat itu bertemu dengan orang tersebut lantas bertanya, 'Mau kemana kamu?' Ia menjawab, 'Saya akan berkunjung ke tempat saudaraku yang tinggal di desa itu.' Malaikat tadi bertanya, 'Apakah karena kamu mempunyai hak yang masih ada padanya?' Ia menjawab, 'Tidak, kecuali bahwa saya mencintai dia karena Allah semata.' Malaikat itu berkata, 'Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk menjumpaimu, dan sesungguhnya Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu itu karena Allah'."

PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK:

1. Keutamaan mencintai orang lain karena Allah, dan cinta yang demikian ini menumbuhkan kecintaan Allah pada orang tersebut.

2. Keutamaan berziarah ke tempat orang-orang shalih, keluarga dan kawan dekat.

3. Disyariatkannya safar untuk tujuan berziarah kepada saudara seiman.

4. Kemungkinan manusia dapat melihat malaikat.

5. Kemampuan malaikat merubah bentuk menjadi manusia.

[Sumber: Sittuna Qishshah Rawaha an-Nabi wash Shahabah al-Kiram, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, Edisi Indonesia, 61 KISAH PENGANTAR TIDUR Diriwayatkan Secara Shahih dari Rasulullah dan Para Sahabat, Pustaka Darul Haq, Jakarta]